Uhukk uhuukkkk!!!!! Welcome!
Tema cerita dari tugas IBD ku yang salahhh.. mengantarkanku untuk membuat postingan baru ini ..
(hahh.. sudah kuduga akan berakhir seperti ini !! LOL)
Aku tidak menyesal dan sedih akan hal itu, karena aku belajar dari kesalahan-kesalahan yang ku perbuat. Tetapi.. aku memiliki masalah yang cukup serius saat ini..
uhhmm kali ini aku benar-benar sedang buntu dan tidak mendapatkan passion dalam membuat cerita.. (uwwooooo!!!!)
Cerpen yang saya buat kali ini adalah cerita yang terinspirasi dari mimpi saya beberapa hari belakangan ini. kisahnya terbilang cukup random. Tetapi saya pribadi mengerti dengan ceritanya ( lol ! mungkin saya ingin membuat para pembaca kali ini menentukan jalan cerita dan endingnya sendiri :’v mwahahaha!!). nahhh langsung saja ini dia cerpen yang saya buat dengan judul “ ILL “ . selamat membaca cerita random ini ~ :’v
(Please just judge this lame story :’v NOPE I'M JUST JOKING lolololol!!!)
(Sebelumya saya mohon maaf jika ada penggunaan dan peletakan kata yang salah dalam penulisan cerpen ini , karena tak ada manusia yang sempurna hahahah!! , saya mengakui bahwa saya tidak ahli dalam memilih dan merangkai kata-kata :’v)
** CERITA INI HANYALAH SEBUAH FIKTIF BELAKA. KESAMAAN TEMPAT , WAKTU, DAN ALUR CERITA BUKANLAH HAL YANG DISENGAJA. **
.ill.
(“The Shattered Memories”)
(“The Shattered Memories”)
Written by : Karina France
(This art wasn’t mine. Respect the real artist thank you)
Namaku adalah Rein Sullivan. Pria yang dulunya adalah pasien rehabilitasi kejiwaan yang dirawat di rumah sakit yang berada disebuah kota bernama “ Palennetizzia “ . Aku merupakan anak dari seorang dokter yang dulunya terkenal di kota itu. Ayahku “ Zeon Sullivan “ yang kini telah wafat, merupakan seorang dokter bedah sekaligus psikiater ternama yang juga terlibat dalam rehabilitasiku . Dia adalah ayah yang setia merehabilitasiku selama 20 tahun lamanya. Aku akan menceritakan sedikit kisah kehidupanku yang terdengar cukup gila .
Sewaktu kecil , aku ingat sekali bahwa aku pernah bercita-cita ingin menjadi seperti ayahku, menjadi seorang dokter yang dapat Menyelamatkan banyak nyawa manusia . Ibuku “ Cessie Sullivan “ pernah berkata bahwa aku adalah anak yang special karena mendapatkan bimbingan khusus langsung oleh ayahku untuk menjadi seperti dirinya. Namun 48 tahun yang lalu, suatu hal yang tak terduga terjadi, hal yang sangat gila dan tidak masuk akal yang telah memutar balikkan kehidupanku.
Semua itu berawal dari kematian ibuku saat itu aku berumur 15 tahun. kematiannya meninggalkan bekas dan trauma yang sangat luar biasa untukku. Kejadian itu adalah suatu penyesalan terbesar dalam hidupku, karena kematiannya yang disebabkan oleh kecerobohan yang kuperbuat.
Saat kejadian itu , ayah sedang berada dirumah sakit diluar kota yang jaraknya cukup jauh dari Palennetizzia . Jadi hanya ada aku dan ibuku dirumah. Saat itu aku berpikir untuk menunjukkan kemampuanku dalam menggunakan alat-alat medis dan zat-zat kimia milik ayahku kepada ibuku. Tanpa izin dari ayahku, akupun mulai mencoba dan mengotak atik segala jenis perlengkapan yang ada di ruangannya . singkat cerita , saat itu salah satu dari alat yang kugunakan milik ayahku meledak dan membakar seisi rumah. Hari itu benar-benar bagaikan mimpi buruk. Asap hitam dan api yang berkobar berada di sekelilingku. Aku tak dapat bergerak dan mulai berteriak memanggil pertolongan. Tak lama setelah itu , aku sangat terkejut mendapati ibuku yang datang untuk menyelamatkanku..
“ Rein !! bertahanlah ! “
(teriaknya panik kepadaku saat itu)
Ia berusaha mematikan api yang berada disekelilingku agar aku dapat berlari keluar. Setelah api yang berada di sekitarku mulai padam , iapun mulai menarikku sambil berlari menghindari api dan reruntuhan puing-puing rumah. Saat itu aku mulai mendengar suara ricuh diluar rumah dan juga suara sirine pemadam kebakaran. Sesampai diluar, orang-orang disekitar datang menghampiri untuk membantuku dan juga ibuku. Mereka telah memanggil bala bantuan dari rumah sakit terdekat. Kondisiku saat itu baik-baik saja, hanya sedikit luka bakar dikakiku. Tetapi, alangkah terkejutnya aku melihat kondisi ibuku. Sekujur tubuhnya terkena luka bakar yang cukup serius , Ia mulai terlihat pucat dan susah untuk bernapas . sesaat aku teringat bahwa ibuku mengidap penyakit pernapasan yang tidak memungkinkan dia untuk menghirup banyak asap. Aku mulai panik dan berlari menghampiri ibuku.
“ Ibu maafkan aku ! , ini semua terjadi karena kecerobohanku ! aku telah mencelakaimu ibu.. sebaiknya kau tak perlu menyelamatkanku dan memilih untuk menyelamatkan dirimu sendiri.“
(Teriakku padanya sambil menangis melihat keadaannya saat itu)
Saat itu ibu melirik kearahku dan mulai tersenyum. Tangannya yang melepuh dan meleleh mulai mengelus lembut pipiku sambil berkata..
“ Rein anakku.. aku bersyukur kau baik-baik saja. kau tak perlu bersedih melihat kondisiku saat ini . sudah sewajarnya aku sebagai ibumu datang untuk menyelamatkanmu. Rein kau adalah buah hatiku.... titipan tuhan yang harus ku jaga di dunia ini. Aku tidak menyesali tindakanku. aku yakin kau tidak bermaksud untuk mencelakai siapapun. Rein..aku ingin kau tetap hidup.. disaat kau sudah siap.. aku ingin kau menyadari akan akan dirimu sendiri. “
(katanya padaku sambil tersenyum sedih dengan napas yang terengah-engah)
Tak lama setelah itu tim medis dari rumah sakit pun datang. Dengan cepat mereka memberikan bantuan oksigen dan langsung menaikkan ibuku ke atas tandu ,lalu membawanya masuk ke ambulance. Begitu juga denganku , aku bergegas naik dan ikut di dalam ambulance itu. Pihak rumah sakit tempat ayahku bekerja di Palennnetizzia sudah menghubungi ayahku yan sedang berada diluar kota untuk segera pulang dan melihat keadaan kami. Beberapa menit diperjalanan menuju rumah sakit, ibuku mulai tak sadarkan diri, denyut nadinya semakin lama semakin melemah. Tim medis di dalam ambulance dengan cepat menindaki hal itu. Mereka berusaha melakukan sesuatu untuk menyelamatkan ibuku. Sambil menggenggam erat tangan ibuku aku mulai memanggil-manggil namanya. Semua cara sudah dilakukan untuk membuat ibuku tetap tersadar..Namun semua itu berakhir tidak sesuai dengan harapanku. Kini tubuh ibuku hanya dapat berbaring kaku.. ia sudah tiada.. ia pergi meninggalkanku..
“ ini semua salahku.. akulah yang telah membunuhnya “ (kataku saat itu)
Di dalam ambulance aku hanya dapat menangis memeluk tubuh ibuku yang mulai kehilangan kehangatannya. Singkat cerita saat itu ibuku benar-benar sudah meninggal dan hari itu juga ibuku mulai dimakamkan . pihak rumah sakit sudah menghubungi ayahku yang masih dalam perjalanan pulang dan memberitahukan berita duka atas kepergian istrinya. saat ibuku telah dimakamkan, aku hanya dapat duduk di depan makamnya sambil bergumam layaknya orang gila. Aku tidak melihat siapapun yang menghadiri pemakaman ibuku. hanya ada diriku dan beberapa petugas rumah sakit yang menemaniku saat itu.
“Aku tak tahu harus berkata apa jika ayah sudah berada disini. Aku tak sanggup manatap matanya.. dia akan membenciku.. ini semua salahku. Aku telah membunuh istrinya.. aku telah membunuh ibu! “ (kataku saat itu)
Tak lama setelah itu, aku memutuskan untuk pergi meninggalkan pemakaman itu. Aku berjalan sambil terhuyung-huyung, tanpa arah dan tujuan kemana aku berjalan. Dan tak lama setelah itu, tanpa sadar aku mendapati diriku berada di depan puing-puing rumahku yang sudah hangus terbakar. Aku merasa sangat kosong..
“ Ini tidak nyata “ (pikirku saat itu)
Tak terasa hari sudah mulai gelap. Tak sedikitpun aku berpikir untuk kembali kerumah sakit demi menunggu kedatangan ayahku.
“ Aku sangat ingin melihat ibuku , aku sangat merindukannya... ” (pikirku dalam hati)
Saat itu angin malam terasa sangat dingin dan menusuk hingga ketulangku. Aku mulai merasa lapar.. dan menggigil. Seketika aku teringat kehangatan yang kurasakan bersama keluargaku , dirumah yang kini sudah hancur dan ibuku yang sudah tiada. Akupun mulai merasa sedih. Tak lama setelah itu, aku melihat ada suatu benda bersinar di dekat puing-puing rumahku yang hancur. Dengan cepat akupun mendekat dan langsung mengambilnya. Aku menemukan sebuah benda yang mirip seperti kompas, tetapi benda itu tidak memiliki arah mata angin maupun jarum tunjuk seperti kompas pada umumnya. Saat itu akupun menggenggam erat benda itu sambil berdo’a . aku menangis dan merasa tak berdaya. Aku tahu bahwa menangis tidak akan mengembalikan apa yang kini sudah pergi, tetapi aku menangis untuk meluapkan segala emosiku saat itu. Dan tak lama setelah itu ,tanpa pikir panjang aku berencana untuk pergi keluar dari kota itu. Aku berpikir untuk kabur dari kenyataan pahit kehidupanku. Aku merasa bahwa tak lama lagi ayahku pasti akan membuangku. Maka dari itu, sebelum ia membuangku, aku memutuskan untuk menghilang dari hadapannya. Aku tak tau kemana aku akan pergi, dan akan berakhir seperti apa aku nanti.
“ Aku belum pernah keluar dari Palennetizzia sebelumnya. Dan selama berada di kota inipun aku hanya berada di rumah maupun rumah sakit untuk belajar bersama ayahku. “ (pikirku saat itu)
Tanpa pamit dan bertemu dengan ayahku, akupun mulai berjalan keluar dari daerah perbatasan kota Palennetizzia. Aku sadar bahwa menghilang secara tiba-tiba seperti ini hannya akan menyusahkan ayahku. Tetapi untuk saat ini , aku benar-benar tak sanggup untuk berada di sekitarnya. Aku merasa sangat bersalah. Tanpa perbekalan apapun, dimalam yang sepi dan dingin , aku berjalan sendirian di jalan setapak menelusuri hutan yang gelap. saat itu aku tak dapat melihat apa-apa dikegelapan. Entah mengapa, sedikitpun aku tidak merasa takut. Semua pikiranku kosong seakan akan jiwaku sudah tidak berada di dalam tubuhku lagi. Tak lama setelah itu kompas yang berada ditanganku pun mulai bergetar. Aku melihat kesekelilingku dan mendapati diriku berada di pinggiran sebuah sungai yang mengalir tenang . aku melihat keseliling sungai itu, Tetapi aku tidak dapat menemukan jalan yang dapat kulewati. Tak jauh dari sungai itu terdapat air terjun yang sangat indah. akupun mulai mendekat kearah air terjun itu dan mulai membasuh wajahku dengan air, dan tiba-tiba kompas itu semakin bergetar dengan kencang dan terlepas dari tanganku, lalu jatuh kedalam air.
“ apa yang sedang terjadi ?? “ (pikirku saat itu)
Tiba-tiba secara ajaib, terbukalah sebuah gua yang sangat gelap dari balik air terjun tersebut. Aku gidak pernah mengetahui adanya gua ditempat itu. Tanpa pikir panjang, dengan memberanikan diri akupun berjalan memasuki gua itu . Setelah aku memasuki gua itu, seketika pintu masuk ke gua itu kembali tertutup. Akupun mulai berteriak dan panik. Tak lama setelah itu , seketika gua itupun mulai disinari oleh cahaya Kristal-kristal yang bergelantungan didalamnya. Kristal-kristal itu mengeluarkan cahaya bewarna-warni dan juga memiliki banyak variasi bentuk yang terlihat sangat indah. Akupun mulai berjalan menelusuri gua itu sambil menikmati keindahannya. Dan tak lama setelah aku berjalan menelusuri gua itu , aku mendengar suara seorang yang memanggilku. Dan dari kejauhan , samar kulihat seseorang yang duduk diatas batu besar. Saat itu aku tak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena cahaya Kristal-kristal yang bersinar disekitarnya menyilaukan mataku Akupun memberanikan diri dan mendekat kearahnya. Lalu ia berkata..
“ Sudah lama aku menanti kedatanganmu ditempat ini. ”
(katanya orang itu kepadaku)
“ Apa maksudmu ? siapa kau ?“ (tanyaku padanya)
“ Tidak mungkin kau tidak mengetahui siapa diriku. aku adalah apa yang ada di dalam dirimu. ” (jawabnya.)
“ Aku tidak mempercayai omong kosongmu. “
(kataku padanya sambil berjalan membelakanginya)
“ Cessie..” (katanya padaku)
seketika aku sangat terkejut mendengar ia menyebutkan nama ibuku, akupun hanya bisa terdiam dan berbalik melihat kearahnya. Aku tak tahu mengapa tetapi aku merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan hal ini. saat itu aku tidak tahu mengapa aku ingin mengeluarkan perasaanku yang meluap-luap,,
“ Cessie adalah ibuku ! Bagaimana kau mengetahui nama itu? Dia baru saja mati dan semua itu terjadi karena diriku! Aku telah membunuhnya.. ! ayah akan membenciku , ia tidak akan mau memiliki anak sepertiku ! “ (kataku sambil menangis dan mulai berteriak kearahnya)
“ Rein.. kendalikan emosimu.. Sudah 5 tahun lamanya semejak kematian ibumu Cessie, kau terjebak didalam pikiranmu.. syok membuat otakmu tidak terkontrol dan menyebabkan terjadinya beberapa kerusakan. Kau terjebak di dalam memori saat kau berumur 15 tahun.. sadarlah Rein.. sudah 5 tahun lamanya kau terbaring koma di ranjang rumah sakit dan mengulang semua ingatan pahit itu. Kau.. aku.. semua yang ada ditempat ini adalah bagian dari pikiranmu Rein.. ini semua tidak nyata.. aku berusaha mengubah sedikit demi sedikit memori itu agar aku bisa mempertemukanmu dengan ku.“ (katanya menegaskan kearahku)
seketika akupun terdiam.. kakiku mulai menggigil dan kehilangan keseimbangan. Akupun mulai terduduk dan tak sanggup mengangkat tubuhku.
“ Aku.. koma ? “ (tanyaku kepadanya)
“Ya.. tepat setelah ibumu dimakamkan , kau mulai berjalan terhuyung-huyung dengan pikiran kosong. Keadaan syoklah yang membuatmu mulai bertingkah layaknya orang gila . Saat itu tanpa memperhatikan kendaraan yang melintas disekitarmu, secara tiba-tiba kau berlari kearah mobil yang sedang melaju dengan cepat sehingga kau tertabrak dan tubuhmu terpental cukup jauh dan mengalami pendarahan yang cukup serius. Mobil yang menabrakmu saat itu adalah mobil yang sedang ayahmu tumpangi dalam perjalanannya menuju ke pemakam ibumu dan untuk menjemputmu disana. Saat itu dokter Zeon dengan sangat terkejut mulai menyalahkan dirinya. Dengan cepat ia membawamu ke rumah sakit tempat ia bekerja dan mulai memeriksa semua kondisimu. Namun kau hanya terbaring kaku dalam keadaan koma. Selama bertahun-tahun dengan sabar ia mengontrol kondisimu dan memastikan bahwa kau masih bernapas. Untunglah ia mendapatkan izin dari pemilik rumah sakit itu untuk merawatmu. “ (katanya kepadaku)
Mendengar hal itu aku hanya bisa menangis.. aku tidak tahu harus mempercayai siapa saat itu. Aku merasa hal ini terlalu nyata untuk menjadi sebuah mimpi. Seketika akau berkata..
“ Aku ingin bertemu dengan ayahku.. aku ingin meminta maaf kepadanya.. aku sangat merindukan ibuku.. tetapi aku sadar bahwa kematian telah mengambil dan membawanya pergi dariku.. apapun yang kulakukan .. menangis seperti ini tidak akan dapat mengembalikan apa yang sudah tiada..” (kataku padanya sambil menangis.)
seketika pintu gua itupun terbuka. Cahaya yang sangat menyilaukan mulai memasuki dan menyinari gua itu. Kristal-kristal di dalam gua itupun mulai memantulkan cahaya bagaikan pelangi. Tubuhku mulai merasa seperti tersedot keluar dari gua itu. Lalu orang itu berkata padaku..
“Rein.. kembalilah.. dan nikmatilah kehidupan barumu.. janganlah kau menyalahkan dirimu lagi atas apa yang telah terjadi sebelumnya. ”
(kata orang itu kepadaku sambil meloncat turun dari atas batu besar itu)
“ Maafkan aku.. mungkin setelah ini, aku tidak akan menjadi diriku yang seperti sedia kala... tetapi aku akan berusaha untuk lebih mengontrol diriku. “
(kataku kepadanya sambil menahan tubuhku agar tidak tersedot keluar dari gua itu.)
Sesaat aku dapat melihat wajahnya. Alangkah terkejutnya aku melihat wajah dari orang yang sedari tadi berbicara denganku..
“ Betapa bodohnya aku tidak menyadari suara mu... “ (kataku padanya dan mulai tertawa namun entah mengapa saat itu air mataku tak dapat dibendung lagi)
tanpa berkata apa-apa orang itu mulai tersenyum dan melambaikan tangannya kepadaku. Tubuhku semakin lama tidakdapat menahan tekanan yang mendorongku keluar, namun aku menyempatkan diri untuk berkata..
“ Terimakasih… Ibu..”
setelah itu akupun tersedot keluar dari gua itu.. aku mendapati diriku seakan akan terlempar melewati banyak pintu. Dan seketika diriku berhenti disebuah pintu yang tak asing bagiku. Saat itu aku merasa takut untuk membuka pintu itu. Namun aku meberanikan diriku untuk membukanya dan berkata…
“ Aku pulang “
~The End ~
Dalam Konteks IBD, Cerpen diatas menunjukkan hubungan :
1. Manusia dan Cinta Kasih :
· “Rein anakku.. aku bersyukur kau baik-baik saja. kau tak perlu bersedih melihat kondisiku saat ini . sudah sewajarnya aku sebagai ibumu datang untuk menyelamatkanmu. Rein kau adalah buah hatiku.... titipan tuhan yang harus ku jaga di dunia ini.” ( Cessie )
Mengapa berhubungan dengan Cinta Kasih ?
Hal ini karena terdapatnya Cinta Kasih Keluarga , yang ditunjukkan oleh " Cessie " yaitu ibu dari Rein . Dimana ia sebagai seorang ibu tetap akan melindungi anaknya walau ia harus mengorbankan dirinya sendiri.
2. Manusia dan Keindahan :
· Seketika gua itupun mulai disinari oleh cahaya Kristal-kristal yang bergelantungan didalamnya. Kristal-kristal itu mengeluarkan cahaya bewarna-warni dan juga memiliki banyak variasi bentuk yang terlihat sangat indah. Akupun mulai berjalan menelusuri gua itu sambil menikmati keindahannya. ( Rein )
Mengapa berhubungan dengan Keindahan ?
Hal ini karena terdapatnya penggambaran suatu tempat , dimana tempat tersebut terlihat indah dihiasi oleh kristal-kristal yang bercahaya menggantung disekitarnya.
Mengapa berhubungan dengan Keindahan ?
Hal ini karena terdapatnya penggambaran suatu tempat , dimana tempat tersebut terlihat indah dihiasi oleh kristal-kristal yang bercahaya menggantung disekitarnya.
3. Manusia dan penderitaan :
· Beberapa menit diperjalanan menuju rumah sakit, ibuku mulai tak sadarkan diri, denyut nadinya semakin lama semakin melemah. Tim medis di dalam ambulance dengan cepat menindaki hal itu. Mereka berusaha melakukan sesuatu untuk menyelamatkan ibuku. Sambil menggenggam erat tangan ibuku aku mulai memanggil-manggil namanya. Semua cara sudah dilakukan untuk membuat ibuku tetap tersadar..Namun semua itu berakhir tidak sesuai dengan harapanku. Kini tubuh ibuku hanya dapat berbaring kaku.. ia sudah tiada.. ( Rein )
( cerita saya kali ini sepertinya penuh dengan penderitaan Random -.-; )
Mengapa berhubungan dengan Penderitaan ?
Hal ini karena diceritakan bahwa " Rein " kehilangan sosok seseorang yang sangat dicintainya, yaitu ibunya " Cessie " yang meninggal tepat dihadapannya. Rasa bersalah dan menyesal yang timbul di hati Rein karena ia merasa sang ibu meninggal karena kesalahan yang ia perbuat.
4. Manusia dan Pandangan Hidup :
· Namaku adalah Rein Sullivan. Pria tua yang hidup disebuah panti jompo di suatu desa terpencil dan jauh dari keramaian. Dulunya Aku adalah mantan pasien rehabilitasi kejiwaan yang dirawat di rumah sakit yang berada disebuah kota bernama “ Palennetizzia “ . Aku merupakan anak dari seorang dokter yang dulunya terkenal di kota itu. Ayahku “ Zeon Sullivan “ yang kini telah wafat, merupakan seorang dokter bedah sekaligus psikiater ternama yang juga terlibat dalam rehabilitasiku . Dia adalah ayah yang setia merehabilitasiku selama 20 tahun lamanya. Aku akan menceritakan sedikit kisah kehidupanku yang terdengar cukup gila . (Prolog)
Mengapa berhubungan dengan Pandangan Hidup ?
Hal ini karena ia (Rein) menceritakan kisah kehidupannya, yang ia rasa cukup gila dan tidak masuk akal, sehingga menyebabkan ia menjadi seorang pasien rehabilitasi kejiwaan.
5. Manusia dan Tanggung jawab :
· Ayahku “ Zeon Sullivan “ yang kini telah wafat, merupakan seorang dokter bedah sekaligus psikiater ternama yang juga terlibat dalam rehabilitasiku . Dia adalah ayah yang setia merehabilitasiku selama 20 tahun lamanya. ( Rein )
· “Sudah sewajarnya aku sebagai ibumu datang untuk menyelamatkanmu.” (Cessie)
Mengapa berhubungan dengan Tanggung jawab ?
Hal ini karena tokoh dalam cerpen tersebut memiliki tanggung jawab masing-masing. Contohnya adalah ayah dari Rein yaitu " Zeon " adalah seorang dokter yang kewajibannya adalah membantu para pasien yang membutuhkannya. Dan juga " Cessie " yaitu ibu Rein yang juga memiliki kewajiban menjadi seorang ibu yang membesarkan anaknya.
6. Manusia dan Kegelisahan :
· Tetapi, alangkah terkejutnya aku melihat kondisi ibuku. Sekujur tubuhnya terkena luka bakar yang cukup serius , Ia mulai terlihat pucat dan susah untuk bernapas . sesaat aku teringat bahwa ibuku mengidap penyakit pernapasan yang tidak memungkinkan dia untuk menghirup banyak asap. Aku mulai panik dan berlari menghampiri ibuku. ( Rein )
· Mendengar hal itu aku hanya bisa menangis.. aku tidak tahu harus mempercayai siapa saat itu. Aku merasa hal ini terlalu nyata untuk menjadi sebuah mimpi. (Rein)
Mengapa berhubungan dengan Kegelisahan ?
Hal ini karena diceritakan bahwa tokoh dalam cerpen tersebut bahwa ia dalam kondisi yang gelisah dan bingung menghadapi keadaan yang sedang menimpanya.
Hal ini karena diceritakan bahwa tokoh dalam cerpen tersebut bahwa ia dalam kondisi yang gelisah dan bingung menghadapi keadaan yang sedang menimpanya.
7. Manusia dan Harapan :
· “ Saat itu akupun menggenggam erat benda itu sambil berdo’a . “ ( Rein )
Mengapa berhubungan dengan Harapan ?
Hal ini karena diceritakan bahwa tokoh dalam cerpen tersebut ber do'a , mengharapkan suatu keajaiban terjadi, berharap mengembalikan apa yang sudah pergi.
Akhirnya cerpen random yang super mendadak ini kelar juga ugghhh .. hasil tidak maksimal membuatku ingin menangis lol !!!
Jadi apakah ada yang mengerti pesan-pesan tersembunyi di dalam cerita itu?
Tidak ada?
(sudah saya duga lol!)
Terima kasih untuk para pengunjung yang telah membaca cerita Unfaedah ciptaan saya !! See you guys on my next post!!
You can find me on Instagram :

Tidak ada komentar:
Posting Komentar