Minggu, 19 November 2017

" NO MORE BULLIES "


Hei guuyysss!! Welcome !

Dalam tugas IBD ke-3 kali ini, saya akan membahas mengenai kasus Bullying .






            Bullying (Bahasa Indonesia : Penindasan)  adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik.
             Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar rasagamagenderseksualitas, atau kemampuan.
             Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan.





         Bullying Bukan lagi hal baru yang terjadi di Indonesia. Mirisnya,  kasus bullying sering  terjadi di kalangan anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) , sekolah menengah pertama (SMP), maupun sekolah menengah akhir (SMA).
      Terkadang saya berpikir apakah pelaku  Bullying  bisa dikategorikan kedalam orang yang memiliki gangguan mental ?.


Dari sebuah artikel yang saya baca..

       Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti di Brown University yang menyatakan bahwa , hampir 64.000 anak berumur 6-17 tahun yang di identifikasi sebagai anak yang memiliki gangguan mental , dan adalah anak yang melakukan bullying.

      Lalu penelitian tersebut juga menyatakan bahwa pelaku bullying berkemungkinan adalah orang yang mengalami penyakit mental seperti Depresi , Anxiety (gelisah) , dan Attention Deficit Disorder (ADD atau ADHD). Namun para peneliti tidak dapat mengatakan secara pasti apakah gangguan mental tersebut dapat menjadi faktor utama penyebab bullying, atau apakah pelaku bullying tersebut juga adalah salah satu korban Intimidasi (bullying) sehingga melakukan bully terhadap orang lain adalah salah satu cara ia untuk melampiaskan emosinya.  Dan juga ada suatu penelitian yang menyatakan bahwa korban maupun pelaku bullying cendrung berpikir untuk bunuh diri 3 kali lipat lebih sering dibandingkan dengan orang-orang normal lainnya.

        



      Saya pribadi memiliki seorang sahabat dekat yang dulunya  menjadi korban bullying yang terjadi di sekolah. Pembullyan secara fisik maupun psikis ia rasakan saat itu. Menurut teman saya,  pelaku bullying cendrung memilih orang-orang dengan sikap atau perbedaan yang mencolok dan orang-orang penyandang Disabilitas untuk dijadikan target bullying. Pembullyan tersebut menimbulkan trauma yang mengakibatkan ia merasa takut melihat orang-orang dengan bentuk fisik tertentu , yang mengingatkan dia dengan pelaku bullying tersebut. Ia menanggapi bahwa pelaku melakukan bully semata-mata untuk menunjukkan bahwa dirinya lebih hebat dari pada orang-orang lain yang ia anggap lebih lemah.

(Baiklahh , langsung saja ke inti dari tugas saya . mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan maupun isi tanggapan saya terhadap kasus bullying tersebut.)




BULLYING
(A weak people who wants to look strong by way of hurting the weak)




(This art wasn’t mine. Respect the real artist !  thank you)


Jakarta, CNN Indonesia -- Hingga pertengahan tahun ini, Kementerian Sosial (Kemensos) telah menerima ratusan laporan terkait intimidasi alias bullying. Laporan tersebut diterima melalui pengaduan langsung dan telepon pengaduan.

Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos Sosial Nahar juga mengatakan kalau tahun ini pihaknya semakin banyak menerima laporan bullying dibandingkan tahun lalu. 


“Total laporan yang kami terima sampai Juni 2017 sebanyak 976 kasus. Sekitar 400 kasus mengenai kekerasan seksual dan sekitar 117 kasus mengenai bullying,” kata Nahar. 

“Kemudian kasus anak dengan hukum sekitar 214 kasus dan anak terlantar sekitar 165 kasus,” lanjutnya. 

Walau mengalami kenaikan, namun Nahar berpendapat, hal itu tidak mengartikan tingkat kekerasan tumbuh. 

Data tersebut justru memperlihatkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat untuk melaporkan kasus kekerasan semakin tinggi. 

“Yang mengkhawatirkan justru jumlah yang tidak melaporkan,” ujar Nahar. 

Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasa Putra menjelaskan, sejak tahun 2011 hingga 2016 pihaknya telah menemukan sekitar 23 ribu kasus kekerasan fisik dan psikis terhadap anak.

Namun, khusus untuk bullying, tercatat ada sekitar 253 kasus. Jumlah tersebut terdiri dari 122 anak yang menjadi korban dan 131 anak yang menjadi pelaku. 


"Fenomena ini menarik, ada korban dan pelaku. Anak-anak yang menjadi pelaku sedang mencari jati diri," kata Jasa.

Seperti diketahui, baru-baru ini terjadi kasus bullying yang dilakukan anak Sekolah Menengah Pertama di Jakarta.


Dalam video yang beredar, dua orang pelaku menganiaya korban hingga tergeletak di lantai.

Atas kejadian tersebut, dua pelaku dikeluarkan dari sekolah dan dicabut haknya atas Kartu Jakarta Pintar (KJP).











My Opinion



1.     Penyebab terjadinya Bullying :



Ada beberapa faktor penyebab terjadinya bullying seperti halnya hubungan keluarga, media sosial dan teknologi, Pubertas, maupun lingkungan.  Mengapa ?

Ø  Pelaku dalam kasus bullying berkemungkinan adalah orang yang kurang mendapatkan perhatian dari keluarga. Sikap bullying yang timbul dalam diri anak merupakan suatu sikap agresif yang dikembangkan dari hasil tekanan yang ia dapat dari pola asuh  dari orang tua. Contohnya seperti seorang anak yang hidup di keluarga yang broken home , dimana ia tidak mendapatkan cukup perhatian , dan memilih untuk berbuat onar demi mendapatkan perhatian dari orang tuanya . Hubungan kekeluargaan yang kurang harmonis antara orang tua juga bisa menjadi pemicu tumbuhnya bibit bullying terhadap anak. Dimana orang tuanya berkemungkinan akan melakukan tindakan kekerasan terhadap anaknya , hal ini bisa memungkinkan si anak untuk mencontoh tindakan orang tuanya dan mengaplikasikan tindakan tersebut kepada anak-anak lain. Peran orang tua sangatlah penting untuk pembentukan karakter anak, karna pendidikan pertama seorang anak didapatkan dari keluarga , yaitu orang tuanya sendiri.

Ø  Pembullyan di dunia maya atau Cyber Bullying sudah tidak asing lagi bagi kita. Hal seperti ini kerap didapati di Media-media sosial, dimana pembullyan ini dapat berupa fitnahan, ejekan, hinaan, atau postingan foto / video  yang bertujuan untuk mempermalukan korban melalui media internet , dan teknologi lainnya. Umumnya pelaku melakukan cyber bullying semata-mata untuk menjadikannya hiburan dan mendapatkan perhatian dari orang banyak, ajang balas dendam dan juga pelampiasan frustasi. Dan kini sudah sangat sering kita dapati anak-anak yang sudah menggunakan tenologi tanpa adanya pengawasan dari orang tua . Dimana anak akan dengan gampangnya mengakses apapun melalui internet seperti halnya video-video dengan konten dewasa seperti kekerasan dan lainnya. Anak-anak yang terbilang masih dalam proses belajar,  dengan rasa keingintahuan yang tinggi akan dengan cepat menirukan hal-hal yang mereka lihat tanpa adanya proses penyaringan baik atau buruknya hal yang mereka lihat tersebut. Pengawasan terhadap  tontonan anak juga harus diperhatikan, karena banyak kasus pembullyan terjadi karena menirukan konten-konten yang ada di Internet maupun acara televisi.


Ø  Masa Pubertas , dimana hal ini terjadi di kalangan anak remaja yang sedang mencari jati diri. Dimana timbul rasa ingin berkuasa dan lebih superior, keinginan untuk mendapatkan banyak pujian dari orang lain, tetapi dengan melakukan hal-hal yang tidak baik . Biasanya akan melakukan penindasan terhadap anak-anak yang lebih lemah, dimana anak akan membentuk sebuah geng.

Ø  Lingkungan tempat anak dibesarkan juga memiliki pengaruh besar terhadap adanya bibit-bibit bullying pada anak. Contohnya jika anak dibesarkan dalam lingkungan yang tidak baik dan menyimpang dari norma-norma , atau lingkungan dimana banyak terjadinya perkelahian, dengan mudahnya anak akan mulai meniru hal-hal dan perilaku dari lingkungan tempat ia tinggal tersebut. Kebiasaan yang ia dapat dari pengaruh lingkungan sekitar , dapat membuat anak tidak akan merasa bersalah walau sudah melanggar norma-norma yang berlaku.






2.     Cara menyikapi kasus Bullying :


Kebanyakan dari korban bullying adalah anak-anak Introvert dan kurang membuka dirinya. Anak yang menjadi korban bullying akan terlihat jelas perubahan sikap dalam keseharianya. Korban akan jauh lebih murung dan sering sakit, adanya penurunan nilai di sekolah,  sering membolos , dll. Korban akan mulai lebih menyendiri dan merasa minder, depresi, dan yang terburuknya adalah berpikir untuk bunuh diri.

Beberapa usaha yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir kaus bullying ialah :

·      Jika kita mengetahui adanya kasus bullying disekolah, segeralah laporkan hal tersebut kepada pihak sekolah , maupun guru. Jangan menunggu lama untuk bertindak sampai masalah menjadi lebih besar.
·      Menjalin komunikasi yang baik pada anak yang menjadi korban. Agar mereka bisa menjadi lebih terbuka dan menceritakan masalah yang terjadi.
·      Sebagai orang tua / guru, haruslah memahami karakter dari anak . Namun jangan sampai membuat anak tersebut menjadi merasa lebih tertekan.
·      Mendapat kejelasan mengenai hal yang terjadi, bukan langsung menyalahkan.
·      Dll .





3.      Solusi terhadap kasus Bullying :



              
·       Media cetak, elektronik, film, dan internet tidak memuat bullying dan mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengawasi siaran yang memasukkan unsur bullying.
·      Diberlakukannya aturan dan sanksi serta kedisiplinan yang ditegakkan disetiap sekolah (Antibullying) , yang telah disepakati oleh pihak sekolah beserta orangtua.
·      Adanya sosialisasi kepada guru, siswa, dan orang tua siswa tentang Antibullying
·      Adanya pendidikan parenting untuk orang tua tentang pola asuh yang tepat, agar anak tidak menjadi korban maupun pelaku bullying.
·      Memberikan kurikulum tentang pendidikan budi pekerti sehingga anak diajarkan etika, tata karma dan moral yang baik terhadap sesamanya.
·      Dll .






Find me on Instagram :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar